Imam Sufyan bin Sa’id ats-Tsauri berkata:
“Kalau kamu mampu untuk tidak menggaru kepalamu kecuali dengan (mencontoh) sunnah (Rasulullah saw) maka lakukanlah!” (Dinukil oleh imam al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab al-Jaami’ li akhlaaqir raawi)
“Kalau kamu mampu untuk tidak menggaru kepalamu kecuali dengan (mencontoh) sunnah (Rasulullah saw) maka lakukanlah!” (Dinukil oleh imam al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab al-Jaami’ li akhlaaqir raawi)
Berkata
Anas bin Malik: "Aku melihat Rasulullah saw memilih-milih buah labu di
dalam bejana tersebut maka aku pun menyukai labu semenjak hari itu.
Berkata Thumamah daripada Anas: Aku kemudian mengumpulkan buah labu ke
hadapan baginda". (HR. Al Bukhari)
Anas berkata: “Sungguh aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar dan
Umar. Lalu aku berharap mampu bersama mereka walaupun aku belum beramal
dengan amalan mereka” (riwayat al Bukhari)
Imam ‘Amr bin Qais al-Mula’i berkata: “Kalau sampai kepadamu suatu kebaikan (dari sunnah Rasulullah saw)
maka amalkanlah, meskipun hanya sekali, supaya kamu termasuk
orang-orang yang mengerjakannya” (Dinukil oleh imam al-Khatib
al-Baghdadi dalam kitab al-Jaami’ li akhlaaqir raawi)
Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata: “Orang muslim yang paling
utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah saw yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah saw),
kerana sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya
(di kalangan manusia)” (Dinukil oleh imam al-Khatib al-Baghdadi dalam
kitab al-Jaami’ li akhlaaqir raawi)
imam Ahmad bin Hambal berkata, “Tidaklah aku menulis sebuah hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali aku telah mengamalkannya, sehingga ketika sampai kepadaku hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah berbekam dan memberikan (upah) satu dinar kepada Abu Thaibah
(tukang bekam), maka ketika aku berbekam aku memberikan (upah) satu
dirham kepada tukang bekam” (Dinukil oleh imam al-Khatib al-Baghdadi
dalam kitab al-Jaami’ li akhlaaqir raawi)
Bandingkan dengan kecintaan yang ditunjukkan sekarang. Mereka berkonsert memuji Nabi yang tiada dalam petunjuk Nabi. Sedangkan Alim ulamak terdahulu menunjukkan rasa cinta dan kasih kepada Nabi saw dengan mengikuti segala perbuatan baginda, hatta dalam bergaru kepala..
Jadi bagaimanakah cara kita menunjuk rasa cinta kepada Muhammad saw? adakah dengan bernyanyi2 atau mengikut jejak alim ulamak, mujtahid terdahulu..wallahu 'alam..
1 comment:
http://www.youtube.com/watch?v=SgpZ9CNAt6c
Post a Comment